Minggu, 01 Januari 2017

Menanamkan Rasa Syukur dalam Hidup dengan Hati Nurani


Kita sebagai orang awam harus berpikir bagaimana kita harus menjalani hidup saat ini. Oleh karena itu, kita harus mampu untuk mensyukuri nikmat Allah Swt.. Kita hidup hanya untuk mencapai suatu harapan/ tujuan menuju akhirat dengn cara bersyukur kepada Allah Swt.. Bersyukur merupakan perilaku atau tindakan agar terhindar dari kesombongan, ketidakbijaksanaan sehingga terciptanya rasa kesenangan /kebahagiaan. Dengan selalu bersyukur atas pemberiannya akan menjadikan makhluk-Nya menjadi arif dan dimulyakan oleh Allah Swt..
Allah Swt. menyeru kepada hamba-Nya untuk selalu bersyukur seperti yang terdapat dalam firman-Nya Q.S Ibrahim ayat 7 yang berarti “ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan,’sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Dengan menjalani nikmat yang telah disyukurinya, kita harus mampu menerimanya dengan lapang dada baik berupa ujian, cobaan dan nikmat. Pasti semua hamba-Nya diberi rasa suka maupun duka yang datang silih berganti, bahkan bisa bersamaan. Allah memberikan semua itu untuk menguji hamba-Nya. Setiap ujian dan cobaan datang menghampiri kita yaitu untuk melatih diri pribadi kita yang bertanggungjawab dalam menjalani skenario hidup. Apabila kita mampu menghadapi semua ujian dan cobaan tersebut, berarti kita telah lulus dalam menjalani takdir Allah Swt..
Sebab itulah, bahwa suatu ujian dan cobaan dengan takdir yang mengiringinya dalam menerima kenyataan, bahwa hidup ini hanyalah titipan-Nya. Sehingga kita harus menyadari siapa diri kita, siapa yang berkuasa atas diri kita, serta apa tugas kita hidup di dunia ini[2]. Kesadaran tersebut yang menjadikan kita selalu bersyukur dan bisa menikmati serta menjalani hidup yang diberi-Nya Semoga kita mampu menanamkan rasa syukur dalam hati nurani kita , sehingga kita dapat mengikat antara iman dan ilmu.








[2]  Azizah Hefni. 3D(disyukuri, dijalani dan dinikmati).cet pertama.(Yogyakarta:Diva Press, 2015). Hal 152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar