Kamis, 30 Agustus 2018

hadis mutawatir dan hadis ahad

BAB II 
PEMBAHASAN
 1. HADIS MUTAWATIR 
A. Pengertian Hadis Mutawatir 
Menurut bahasa mutawatir berarti mutatabi, yakni sesuatu yang beriringan antara satu dengan yang lainnya dann diantara keduanya tidak ada sekat. Menurut istilah, hadis mutawatir dimaknai sebagai berikut : مارواه جمع عن جمع تحيل العادة تواطؤهم على الكذ ب Artinya : “Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah besar orang yang menurut adat mustahil mereka terlebih dahulu bersepakat berdusta.” Habsy Ash-Shiddiqie dalam bukunya Ilmu Musthalah Al Hadis mendefinisikan sebagai berikut : ماكان عن محسوس اخبربه جماعة بلغوافي الكثر Artinya : “Hadis yang diriwayatkan berdasarkan pengamatan pancaindra orang banyak yang menurut adat kebiasaan mustahil untuk berdusta.”

B. Syarat-syarat Hadis Mutawatir
Syarat-syarat hadis mutawatir sebagai berikut : 1. Diriwayatkan oleh perawi yang banyak 2. Adanya keseimbangan antarperawi pada thabaqat (lapisan) pertama dan thabaqat berikutnya. 3. Berdasarkan penglihatan langsung (indriawi) atau empiris

C. Klasifikasi Hadis Mutawatir
Menurut sebagian ulama, hadis mutawatir terbagi menjadi tiga, yaitu mutawatir lafdzi, mutawatir ma’nawi dan mutawatir amali. 1. Hadis mutawatir lafdzy Hadist mutawatir lafdzy adalah hadist yang diriwayatkan oleh banyak perawi dengan susunan redaksi dan makna yang senada. Dalam bahasa lain. Mutawtir lafdzy artinya hadist yang lafadnya mutawatir. Contoh; من كذ ب علي متعمد ا فليتبؤ مقعده من النا ر Artinya; “ barang siapa berbuat dusta terhadap diriku(yang mengatakan sesuatu yang tiada aku katakan atau aku kerjakan ) , hendaklah ia menempati neraka. Menurut Al-imam abu bakkar al- bazzar , hadist tersebut diriwayatkan secara marfu’ oleh lebih dari 60 sahabat. 2. Hadist mutawatir ma’nawi Hadist mutawatir ma’nawi adalah : ما تو ا تر معنا ه د و ن لفظه Artinya; hadist yang hanya mutawatir maknanya , lafadnya tidak mutawatir. Contohnya yaitu hadist yang menjelaskan bahwa nabi Muhammad saw mengankat tanganya ketika berdoa : وقل ابو مو سي اال شعري دعا ا لنبي صلي هللا عليه و سلم ثم رفع يد يه ورا يت بياض ابطيه Artinya; “ Abu musa al-asy’ari berkata, ‘ nabi Muhammad saw berdoa, kemudian dia mengangkat kedua tnganya dan aku melihat putih-putih kedua ketiaknya.” H R Bukhori Muslim. Hadist seperti diatas jumlahnya mencapi 30 buah, bahkan ada yang berpendapat jumlahnya ratusan , dengan redaksi yang berbeda-beda, tetapi mempunyai titik persamaan , yakni keadaan nabi Muhammad saw mengangkat tangan ketika berdoa. 3. Hadist mutawatir amali Hadist mutawir amali adalah ما علم من الد ين با لضرورة وتوا تر بين المسلمين ان النبي صل هللا عليه وسلم فعله او امر به او غير ذلك وهو الذي ينتبق عليه تعريف االجماع انطبا قا صحيحا Artinya; “sesuatu yang diketahui dengan mudah bahwa dia termasuk urusan agama dan telah mutawatir antara umat islam bahwa nabi Muhammad saw mengerjakanya, menyuruhnya, atau selain dari itu. Pengertian ini sesuai dengan takrif ijma.” Jumlah hadist mutawatir amali sangat sedikit, misalnya hadist yang menerangkan waktu sholat, rakaat sholat, sholat jenzah, sholat Id, tata cara sholat , pelaksanaan haji, kadar zakat harta, dll.

D. Faedah Hadist Mutawatir
Hadist mutawatir memberikan faedah ilmu daruri, yakni keharusan untuk menrima dan mengamlkanya sesuai dengan yang diberitakan oleh hadis mutawatir tefrsebut hingga membawa kepada keyakinan yang kad’I (pasti).

2. HADIST AHAD 
A. Pengertian Hadis Ahad 
Kata ahad atau wahid berarti satu. Dengan demikian habar ahad atau habar wahid berarti berita yang disampaikan oleh satu orang. Adapun yang menurut istilah, hadis ahad adalah khabar yang jumlah perawinya tidak sebanyak jumlah perawi hadis mutawatir, baik perawinya itu satu dua tiga empat, lima dan seterusnya yang memberikan pengertian bahwa jumlah perawi tersebut tidak mencapai jumlah perawi hadis mutawatir. Menurut ulama lain, hadis ahad merupakan hadis yang sanadnya sah dan bersambung hingga pada sumbernya (Nabi), yang kandungannya memberikan pengertian dhoni atau tidak sampai pada qatngi
B. Ciri-ciri Hadis Ahad
1. Jumlah perawinya tidak mencapai derajat hadis mutawatir 2. Kandungan makna hadis bersifat dhoni 3. Tidak harus diyakini untuk segera diamalkan 4. Sangat memungkinkan adanya rawi yang cacat
C. Macam-macam Hadis Ahad
Pada hadis ahad, jumlah rawi pada setiap tingkatan mungkin terdiri atas satu, dua, tiga, atau lebih. Mengingat adanya perbedaan jumlah rawi pada setiap tingkat tersebut, para muhadisin membagi hadis ahad menjadi dua yaitu masyur dan ghoir masyur. Adapun ghoir masyur terbagi lagi menjadi dua yaitu aziz dah gharib.  Pengertian hadis masyur Masyur menurut bahasa ialah al-intisyar wa asyun (sesuatu yang sudah tersebar dan popular). Adapun menurut istilah adalah من ا تي الجمعة فليغتسل Artinya: bagi siapa yang hendak melaksanakan shalat jum’at hendaklah ia mandi.  Pengertian hadist ghoir masyur menjadi aziz dan gorib a. Hadist aziz Adalah hadist yang perawinya kurang dari dua orang dalam semua tabakat sanad. Contoh hadist aziz : ال يؤ من احدكم حتي اكو ن احب اليه من نفسه ووا لد ه وو لد ه و النا س اجمعين. Artinya;’’ tidaklah beriman sesorang diantara kamu , hingga aku lebih dicintai dari pada dirinya orang tuanya , anaknya , dan semua manusia” HR Bukhori dan Muslim. b. Hadist ghorib Menurut bahasa ghorib berarti al-munfarid( menyendiri ) atau al-bai’d an aqoribihi ( jauh dari kerabatnya ). Mukhadizin mendefinisikan hadist ghorib adalah hadist yang diriwayatkan seorang perawi yang meriwayatkanya menyendiri, baik yang menyendidri itu imamnya maupun selanya. Dilihat dari bentuk penyendirian perawi, hadis gharib dapat digolongkan menjadi dua yaitu gharib mutlak dan gharib nisbi.
 DAFTAR PUSTAKA Hasan, Mustafa.2012.ilmu hadis.Bandung: cf pustaka setia. Solahudin, M agus, suyadi, agus.2011.ulumul hadis.Bandung : cf pustaka seti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar