MENSKOR DAN MENILAI
A.
Definisi Menskor
Pemberian skor atau menskor
merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes, yaitu proses
pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka. Dengan kata lain,
pemberian skor merupakan tindakan kuantitatifikasi terhadap jawaban-jawaban yang
diberikan oleh testee dalam suatu tes hasil belajar. Menyatakan nilai-nilai
hasil tes itu tertuang dalam bentuk
angka dengan rentangan antara 0 sampai 10, antara 0 sampai 100, dan ada pula
yang menggunakan simbol huruf, yaitu huruf A, B, C, D, dan F (Fail = gagal).
B.
Macam-macam Menskor
1.
Pemberian
skor pada soal tes uraian
pada tes
uraian, pemberian skor didasarkan diri pada bobot setiap butir soal, atas
tingkat kesukarannya, atau atas dasar banyak sedikitnya unsur yang harus
terdapat dalam jawaban yang dianggap paling baik. (paling betul).
Jika pembuat
soal menghidangkan soal yang mempunyai derajat kesukaran yang sama dan
unsur-unsur yang terdapat pada setiap butir soal telah dibuat sama banyaknya.
Atas dasar itu,, maka tester menetapkan bahwa testee yang dapat menjawab dengan
jawaban paling sempurna diberikan skor 10. Jika hanya dapat betul separoh
diberikan skor 5, hampir seluruhnya betul diberikan skor 9, dan seterusnya.
Butir-butir
soal yang diajukan dalam bentuk tes uraian dengan derajat kesukaran yang berbeda,
maka pemberian skor disesuaikan derajat kesukaran.
2.
Pemberian
tes pada tes obyektif
a.
Pada
tes obyektif, pemberian skor menggunakan rumus correction for gussing atau
sering dikenal dengan istilah sistem denda.
Untuk tes
obyektif bentuk true false misalnya setiap item diberi skor maksimum 1 (satu).
Apabila testee menjawab betul satu item sesuai kunci jawaban, maka kepadanya
diberikan skor 1. Apabila dijawab salah maka skornya 0 (nihil).
Adapun cara
menghitung skor terakhir dari seluruh bentuk true false.
·
Rumus
yang memperhitungkan denda

Keterangan :
S = skor yang sedang
dicari
R = Jumlah jawaban
betul
W = jumlah jawaban
salah
O = option atau
alternatif
1 = bilangan konstan
·
Rumus
skor akhir yang tidak memperhitungkan denda
S =
R
Keterangan
:
S =
skor yang sedang dicari
R =
jumlah jawaban betul
b.
Tes
obyektif berbentuk mathcing, fill in dan completion, perhitungan skor akhir
pada umumnya tidak memperhitungkan sanksi berupa denda, sehingga rumus yang
digunakan :
S =
R
c.
Tes
obyektif bentuk multiple choice items dapat digunakan salah satu dari dua buah
rumus dengan denda atau rumus tanpa denda.
1)
Rumus
perhitungan skor dengan denda

Keterangan :
S = skor yang sedang dicari
R = Right (jawaban yang betul)
W jawaban be Wrong (jawaban yang
salah)
0 = banyaknya option yang dipasang
pada item
1 = bilangan konstan
Soal obyektif bentuk multiple choice item itu
terdiri dari berbagai model yang masing-masing memiliki derajat kesukaran yang
berbeda, maka jawaban betul yang diberikan belum tentu 1, melainkan bisa saja
diberi bobot 1 ½, 2, 2 ½, dst. Maka rumus yang digunakan adalah :
1)
Rumus
dengan denda

2)
Rumus
tanpa denda
S = R x Wt
d.
Tes
bentuk Jawab Singkat, adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata
atau kalimat pendek. Jawaban yang hanya
pengertian saja, maka skor bagi tiap nomor soal mudah ditebak. Sebaiknya tiap
soal diberi skor 2. Apabila jawaban bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap
dan kurang lengkap, maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2, 2 ½,
atau 3.
e.
Pemberian
skor untuk tugas. Hal ini menyangkut kriteria isi tugas, dan kelengkapan dalam
pemberian skor menggunakan tolak ukur tertentu, antara lain
1)
Ketepatan
waktu penyerahan tugas
2)
Bentuk
fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan peserta didik dalam
mengenakan tugas
3)
Sistematika
yang menunjukkan alur keruntutan pikiran
4)
Kelengkapan
isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi
5)
Mutu
hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan
guru
Dalam
mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek
kriteria tersebut, misalnya
A1 =
ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 =
bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 =
sistematika, diberi bobot 3
A4 =
kelengkapan isi, diberi bobot 3
A5 =
mutu hasil, diberi bobot 3
Maka rumus
tersebut adalah

C.
Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan
tertentu, yakni acuan standar atau acuan normal. Secara rinci, skor dapat dibedakan
menjadi tiga macam; yaitu skor yang diperoleh, skor yang sebenarnya,idan skor
kesalahan.
Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor yang sebenarnya,
disebut dengan istilah kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor, atau
dibalik skor kesalahan. Hubungan antara skor adalah sebagai berikut ;
Skor yang diperoleh = skor sebenarnya + skor kesalahan
Pengolahan dan pengubahan skor mentah hasil tes menjadi nilai
standar, yaitu

Sedangkan
pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai standar dengan mendasarkan
diri atau mengacu pada norma atau kelompok (norm referenced evaluation).
Penilaian beracuan norma atau penilaian beracuan kelompok ini sering dikenal
dengan istilah penentuan nilai secara relatif.
Apabila standar relatif dan standar mutlak ini dihubungkan dengan
pengubahan skor menjadi nilai, sebagai berikut ;
a.
Dengan
standar mutlak
1)
Pemberian
skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang ditentukan
2)
Nilai
diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal (skor mentah)
b.
Dengan
nilai relatif
1)
Pemberian
skor terhadap siswa juga didasarkan atas pencapaian terhadap tujuan yang
ditentukan
Siswa diperoleh dengan dua cara :
1.
Mengubah
dari tiap-tiap ulangan lalu diambil rata-ratanya
2.
Menjumlah
skor tiap-tiap ulangan, baru diubah nilai
Dartar Pustaka
Arikunto,
Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sudijono, Anas.
2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar