Selasa, 02 Oktober 2018

menskor dan menilai dalam evaluasi pembelajaran


MENSKOR  DAN MENILAI

A.    Definisi Menskor
Pemberian skor atau menskor merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes, yaitu proses pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka. Dengan kata lain, pemberian skor merupakan tindakan kuantitatifikasi terhadap jawaban-jawaban yang diberikan oleh testee dalam suatu tes hasil belajar. Menyatakan nilai-nilai hasil tes itu tertuang  dalam bentuk angka dengan rentangan antara 0 sampai 10, antara 0 sampai 100, dan ada pula yang menggunakan simbol huruf, yaitu huruf A, B, C, D, dan F (Fail = gagal).
B.     Macam-macam Menskor
1.      Pemberian skor pada soal tes uraian
pada tes uraian, pemberian skor didasarkan diri pada bobot setiap butir soal, atas tingkat kesukarannya, atau atas dasar banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap paling baik. (paling betul).
Jika pembuat soal menghidangkan soal yang mempunyai derajat kesukaran yang sama dan unsur-unsur yang terdapat pada setiap butir soal telah dibuat sama banyaknya. Atas dasar itu,, maka tester menetapkan bahwa testee yang dapat menjawab dengan jawaban paling sempurna diberikan skor 10. Jika hanya dapat betul separoh diberikan skor 5, hampir seluruhnya betul diberikan skor 9, dan seterusnya.
Butir-butir soal yang diajukan dalam bentuk tes uraian dengan derajat kesukaran yang berbeda, maka pemberian skor disesuaikan derajat kesukaran.
2.      Pemberian tes pada tes obyektif
a.       Pada tes obyektif, pemberian skor menggunakan rumus correction for gussing atau sering dikenal dengan istilah sistem denda.
Untuk tes obyektif bentuk true false misalnya setiap item diberi skor maksimum 1 (satu). Apabila testee menjawab betul satu item sesuai kunci jawaban, maka kepadanya diberikan skor 1. Apabila dijawab salah maka skornya 0 (nihil).
Adapun cara menghitung skor terakhir dari seluruh bentuk true false.
·         Rumus yang memperhitungkan denda


                          Keterangan :
                          S = skor yang sedang dicari
                          R = Jumlah jawaban betul
                          W = jumlah jawaban salah
                          O = option atau alternatif
                          1 = bilangan konstan
·         Rumus skor akhir yang tidak memperhitungkan denda
S = R

Keterangan :
S = skor yang sedang dicari
R = jumlah jawaban betul
b.      Tes obyektif berbentuk mathcing, fill in dan completion, perhitungan skor akhir pada umumnya tidak memperhitungkan sanksi berupa denda, sehingga rumus yang digunakan :
S = R
c.       Tes obyektif bentuk multiple choice items dapat digunakan salah satu dari dua buah rumus dengan denda atau rumus tanpa denda.
1)      Rumus perhitungan skor dengan denda
            Keterangan :
            S = skor yang sedang dicari
            R = Right (jawaban yang betul)
            W jawaban be Wrong (jawaban yang salah)
            0 = banyaknya option yang dipasang pada item
            1 = bilangan konstan
  Soal obyektif bentuk multiple choice item itu terdiri dari berbagai model yang masing-masing memiliki derajat kesukaran yang berbeda, maka jawaban betul yang diberikan belum tentu 1, melainkan bisa saja diberi bobot 1 ½, 2, 2 ½, dst. Maka rumus yang digunakan adalah :
1)      Rumus dengan denda

2)      Rumus tanpa denda
S = R x Wt
d.      Tes bentuk Jawab Singkat, adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek.  Jawaban yang hanya pengertian saja, maka skor bagi tiap nomor soal mudah ditebak. Sebaiknya tiap soal diberi skor 2. Apabila jawaban bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2, 2 ½, atau 3.
e.       Pemberian skor untuk tugas. Hal ini menyangkut kriteria isi tugas, dan kelengkapan dalam pemberian skor menggunakan tolak ukur tertentu, antara lain
1)      Ketepatan waktu penyerahan tugas
2)      Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan peserta didik dalam mengenakan tugas
3)      Sistematika yang menunjukkan  alur keruntutan pikiran
4)      Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi
5)      Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan guru
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek kriteria tersebut, misalnya
A1 = ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 = bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 = sistematika, diberi bobot 3
A4 = kelengkapan isi, diberi bobot 3
A5 = mutu hasil, diberi bobot 3
Maka rumus tersebut adalah
 
C.    Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa. Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan standar atau acuan normal. Secara rinci, skor dapat dibedakan menjadi tiga macam; yaitu skor yang diperoleh, skor yang sebenarnya,idan skor kesalahan.
Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor yang sebenarnya, disebut dengan istilah kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor, atau dibalik skor kesalahan. Hubungan antara skor adalah sebagai berikut ;
Skor yang diperoleh = skor sebenarnya + skor kesalahan
Pengolahan dan pengubahan skor mentah hasil tes menjadi nilai standar, yaitu
 
Sedangkan pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai standar dengan mendasarkan diri atau mengacu pada norma atau kelompok (norm referenced evaluation). Penilaian beracuan norma atau penilaian beracuan kelompok ini sering dikenal dengan istilah penentuan nilai secara relatif.
Apabila standar relatif dan standar mutlak ini dihubungkan dengan pengubahan skor menjadi nilai, sebagai berikut ;
a.       Dengan standar mutlak
1)      Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang ditentukan
2)      Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal (skor mentah)
b.      Dengan nilai relatif
1)      Pemberian skor terhadap siswa juga didasarkan atas pencapaian terhadap tujuan yang ditentukan
Siswa diperoleh dengan dua cara :
1.      Mengubah dari tiap-tiap ulangan lalu diambil rata-ratanya
2.      Menjumlah skor tiap-tiap ulangan, baru diubah nilai





















Dartar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar